Pre order bersama TBO dengan paket:
- buku bertanda tangan penulis
- bonus stiker
Rp88.000
Spek Buku:
- ukuran 13x19cm
- cover: AC230gr, lam doff, spot UV, 4/0
- kertas isi: BP60
- jumlah halaman: 178
- softcover
Aku masuk ke dalam kamar itu. Kulihat sebuah jendela yang bagian luarnya ditutupi oleh tumbuhan ilalang, sebuah tempat tidur yang sudah tidak ada kasurnya, dan sebuah lemari kayu yang tampak keropos di sudut ruangan. Satu pintu lemari itu terbuka, menampakan sebuah baju yang tergantung di dalamnya. Baju safari berwarna abu gelap. Tentu saja aku tidak lupa, ini adalah baju kesukaan Uwak Kiki.
Aku teringat dengan baju safari milik Uwak Kiki yang kubawa pulang. Tapi apa iya, kejadian aneh yang dialami Mama itu karena baju yang kubawa? Sedangkan sampai saat ini aku merasa tidak ada aura mistis yang terasa dari baju itu.
Baru saja aku ingin memejamkan mata, tiba-tiba sosok wajah Uwak Kiki muncul dengan begitu jelas. Sontak aku kembali membuka mata, bahkan sampai duduk di tepi kasur. Sosok Uwak Kiki yang muncul barusan sangat berbeda dengan Uwak Kiki yang kukenal. Wajahnya pucat pasi dengan bibir yang mengering. Namun yang membuatku kaget adalah matanya yang cekung dan menghitam seluruhnya. Seakan ada dua buah lubang besar di bagian bola matanya.
**
Di balik jam gadang yang berdiri tegak, aku melihat seorang pria tua bertubuh gempal sedang duduk di sebuah kursi pelastik. Karena keadaan toko yang remang, aku hanya dapat melihat siluet tubuhnya dari samping. Pria itu memiliki rambut keriting mengembang sepunggung, dengan menggunakan kaos dan celana pendek.
Belum sempat menyapa orang itu, tiba-tiba bau busuk menyeruak menusuk penciumanku.
Deg!
Aku baru sadar sosok yang kulihat itu bukan manusia