“Nuun, walqalami wa maa yasthuruun ...”
Artinya: Nun, demi Qalam (Pena) dan apa yang mereka tuliskan.”
(QS. Al-Qalam ayat 1)
Dari Abu Hurairah, ia pernah
mendengar Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya sesuatu yang
mula-mula diciptakan oleh Allah adalah Al-Qalam, kemudian Allah menciptakan Nun
yaitu tinta, lalu Allah berfirman kepada Al-Qalam, "Tulislah!"
Al-Qalam bertanya, "Apa
yang harus aku tuliskan?"
“Tulislah segala sesuatu
yang akan terjadi, segala sesuatu yang akan ada, dari amal perbuatan, rezeki, jejak
atau ajal.”
Maka Al-Qalam menulis semuanya
(takdir) sampai hari kiamat itu tiba.
Begitulah kiranya kalimat yang
melukiskan perjalanan sepasang sahabat bernama Zahid dan Hamzah yang sudah
tertuliskan oleh takdir dari Allah.
Suatu hari, Zahid terpaksa
meninggalkan Hamzah untuk melanjutkan studinya ke Turki. Sedangkan Hamzah yang
tengah berusaha keluar dari lingkaran setan serta mulai mendalami Islam, merasa
sedikit kehilangan dengan kepergian Zahid. Tapi ia ingin membuktikan pada Zahid
bahwa ia bisa memiliki kehidupan yang lebih baik lagi.
Jauh di negeri kekhilfahan Utsmaniyah
yang telah lama runtuh, Zahid justru banyak menghadapi ujian dan tantangan,
terutama menyoal islamphobia dan perang pemikiran terhadap Islam.
Namun suatu hari, Hamzah datang
mengunjungi Zahid dengan membawa sebuah rahasia besar. Rahasia yang membuat
salah satunya harus kehilangan nyawa.