Deskripsi
Ini jalan yang harus ditempuh.
Rindu, sakit, dan marah tetap harus dilalui.
Dia yang pernah singgah dan menyentuh mimpi indahku, tak selalu jadi
tempat berlabuh yang utuh. “Aku hanya kain pel yang lusuh di matamu.”
Itu kata yang kuingat sebelum malam benar-benar menelannya ….
“Retak, Luruh, Kembali Utuh”, menjadi frasa yang menjadi motif Prilly Latuconsina melihat dirinya sendiri. Berisikan 40 puisi dalam tiga fragmen fase kehidupan—kehilangan, keterpurukan atas kehilangan, hingga proses menata hidup yang baru.
Dalam Retak, Luruh, Kembali Utuh, Prilly mencoba membuka ruang paling privat dalam dirinya ke hadapan publik dengan estetik. Ada tangis yang mengkristal menjadi puisi, ada harapan yang mengeras bersama karang, dan ada kesunyian yang bisa kita rasakan di dasar lautan pikiran Prilly Latuconsina.
Tentang Penulis:
Prilly Latuconsina memulai karier di dunia hiburan sebagai pembawa acara Koki Cilik, lalu dikenal luas sebagai aktris hingga meraih Piala Citra FFI lewat film Budi Pekerti. Di balik layar, dia mendirikan Sinemaku Pictures dan menemukan ketenangan dalam menulis, tempatnya untuk menumpahkan rasa, luka, dan cinta menjadi rangkaian kata. Sebagai penulis, Prilly telah menerbitkan buku 5 Detik dan Rasa Rindu, Fatamorgana, Ruang Tengah Ingatan, serta karya terbarunya Retak, Luruh, Kembali Utuh. Dia mengajak pembaca menyelami perjalanan batin seorang perempuan yang tumbuh, mencintai, dan berdamai dengan dirinya sendiri melalui puisi-puisinya.






